Saya bisa nyumbang apa??

“Saya kan ga bisa mrogram, make komputer aja jarang-jarang, kalo mau nyumbang duit belom mampu. Mana bisa saya berpartisipasi dalam program Open Source? Paling cuma bisa makenya aja.”

Mungkin kata-kata itu pernah tersirat dalam pikiran anda, bahkan saya juga tadinya berfikir seperti itu, hanya saja ternyata saya salah besar, untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan Open Source bukan hanya orang-orang yang pintar dan jago mrogram saja, juga bukan orang yang punya dana banyak, namun orang-orang awam seperti saya dan Anda dapat berperan penting dalam pengembangan Open Source program

Salah satu caranya adalah dengan menjadi sukarelawan untuk mencoba program-program baru yang sedang dibuat oleh pemrogram Open Source (beta program) dan memberikan masukan atau input terhadap kekurangan atau kelebihan dari program itu. Setiap masukan akan membantu pengembangan program itu lebih jauh sehingga diharapkan program itu siap digunakan tanpa ada bug atau kesalahan program.

Kemudian kalau bahasa inggrisnya lumayan bisa bantuin terjemahin programnya yang biasanya bahasa inggris ke bahasa indonesia, sehingga pemakai awam yang lain lebih terbantu bila menggunakan bahasa yang dimengerti olehnya. Banyak orang mengikuti milis linux atau open source untuk belajar program-program Open Source.  Andai Anda sudah lebih paham mengenai linux atau program open source lain, Anda bisa ikut milis untuk membantu pemakai yang baru nyoba-nyoba linux atau aplikasi open source lainnya.

Menyebarkan atau mempromosikan aplikasi open source dengan mengistall di komputer pribadi atau melalui tulisan di blog dsb, supaya aplikasinya dikenal banyak orang juga membantu penyebaran Open Source. Dengan menggunakan program gratis dari Open Source, sudah membantu mengurangi pembajakan terhadap program-program berbayar lainnya, semakin banyak orang yang menggunakan program bajakan akan menghambat perkembangan program open source karena sedikit orang yang memberi masukan terhadap programnya.

Mungkin Windows kita original dapet dari beli laptop/pc tetapi sepertinya jarang Officenya original, soalnya program Microsoft Office bisa ratusan dollar, terus paling juga beli CD Bajakannya di mall. Daripada membeli CD bajakan senilai 10-30 rb bahkan lebih apabila beli DVD bajakan, lebih baik sumbangin duitnya 5-10 dollar (paling 50-100rb) buat Open Source, kalo emang lagi ada duit lho.

Bahkan dengan menggunakan aplikasi tertentu doang udah ngebantuin loh. Misalnya Mozilla Firefox itu dapet duit dari Google, Kalau kita ngesearch dengan google terus ngeklik iklan yang di google, nanti mozilla foundation dapet duit.

Jadi masih berfikiran ga bisa bantu apa-apa buat open source?

Ada Linux di ponselku

Android ya?? Ponsel Linux buatan si Google?? atau Motorolla MontaVista? atau mungkin Nokia N800 internet tablet? Bukan.. ini bukan soal membahas ponsel linux yg keluar dari pabrik. Tapi soal nginstall Linux di PDA berbasis Windows Mobile, seperti yang pernah saya lakukan sewaktu menginstall Dos dan windows 3.x di SPV m5000 saya.

Setelah saya search di google SPV M5000 merupakan nama lain dari HTC Universal yang memiliki banyak nama, beberapa distro linux yang tersedia untuk HTC universal ini dapat didownload disini. Saya mencoba untuk menjalankan dua buah distro linux yaitu OpenMoko dan Qtopia, Instalasi Qtopia dan OpenMoko cukup mudah, yaitu dengan cara mendownload file .cab, lalu diletakkan di memorycard ponsel lalu dijalankan, instalasi ini akan memakan waktu sekitar 10 menit dan memakan ruang sekitar 100Mb, namun setelah terinstal untuk menjalankan lagi cukup cepat.

Distro OpenMoko berjalan pada mode Landscape (mendatar) dimana menu-menunya dapat diakses melalui layar touchscreennya yang responnya cukup cepat, pengetikan tulisan dapat melalui onscreen keyboard ataupun melalui hard keyboard. OpenMoko memiliki semacam task manager yang dapat mengetahui aplikasi apa saja yang sedang berjalan.

Sedangkan distro Qtopia berjalan pada mode portrait (tegak) yang menu-menunya juga dapat diakses melalui touchscreennya, namun karena posisi layar yang mendatar, keyboard bawaannya tidak dapat dipergunakan, jadi input tulisan hanya dengan onscreen keyboard saja. Respon menu tergolong lambat dan sensitivitas layarnya kurang dibanding dengan OpenMoko, namun aplikasinya lebih mudah dipergunakan karena layarnya tegak seperti ponsel biasa

Kelemahan dari kedua Distro tersebut adalah belum mampu mengoptimalkan hardware yang ada di HTC Universal itu, seperti kamera, Wifi, Koneksi 3G dan tidak bisa rotasi layar secara otomatis yang merupakan fitur bawaan PDA itu. Kemudian ketika menjalankan linux, sistem operasi windowsnya akan non-aktif karena distro ini bukanlah emulator yang berjalan dibawah windows mobile namun memiliki sistem tersendiri,

Managemen daya pada distro ini masih kurang bagus, sehingga baterai cepat habis dan badan ponsel terasa hangat yang sepertinya berasal dari baterai. Untuk keluar dari sistem linux ini, disediakan menu untuk keluar dengan menahan tombol power, namun sampai sekarang saya belum berhasil langsung masuk ke windows mobile lagi kecuali dengan melakukan softreset.

Distro linux untuk PDA berbasis windows merupakan alternatif bagi seseorang yang bosan dengan tampilan dan sistem windowsnya dan ingin mencoba ponsel linux. Apabila seluruh hardware dalam ponsel ini dapat bekerja dengan maksimal, bukan tidak mungkin distro ini menjadi pengganti sistem operasi dalam ponsel saya.